Hubungan
ekonomi indo-afrika
Sejak zaman Presiden Soeharto sampai
Megawati Soekarnoputri, kunjungan ke Afsel sudah pernah dilakukan. Begitu pun
sebaliknya, Mandela setidaknya dua kali dating ke Indonesia, yaitu pada tahun
1997 saat masih menjabat sebagai Presiden Afsel dan tahun 2002 setelah pensiun
dari jabatan presiden.[4]
Setelah itu kedua negara berturut-berturut melakukan perjanjian bilateral. Pertama, persetujuan perdagangan (trade agreement) yang ditandatangani oleh masing-masing Menlu pada 30 November 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Kedua, MoU Indonesia dengan Provinsi Kwazalu Natal, Afrika Selatan yang ditandatangani pada Juli 2003 di Afrika Selatan. Ketiga, Komunike Bersama mengenai pendirian Komisi Dagang Bersama (Joint Statement on Establisment of the Joint Trade Commission) antara RI-Afrika Selatan yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 19 April 2005 dalam acara plenary meeting (rapat pleno) antara delegasi RI dan delegasi Afrika Selatan pada KTT Asia-Afrika di Jakarta. Mengingat hubungan yang baik tersebut, maka negara kita merasa perlu meningkatkan hubungan yang lebih erat dan konkret lagi dengan kemungkinan membentuk FTA (Free Trade Area) di antara kedua negara
Pembentukan FTA Indonesia-Afrika Selatan itu di samping untuk peningkatan akses pasar ekspor negara kita ke negara-negara kawasan Afrika Selatan sebagai pintu masuk utamanya, sekaligus mengamankan pangsa pasar barang dan jasa, juga dimaksudkan untuk dapat menghapus hambatan perdagangan dan mempermudah arus barang dan jasa antar kedua negara. Adapun alasan dari pembentukan FTA tersebut di antaranya adalah hapusnya hambatan-hambatan (barriers) di bidang perdagangan dan investasi di antara kedua negara akan lebih cepat. Selain itu, melalui pendekatan pembentukan FTA, akan terlihat pentingnya integrasi ekonomi yang lebih luas dan dalam, melalui kerjasama bilateral. Di samping juga dimaksudkan untuk mengetahui economic wide impact secara umum.
Setelah itu kedua negara berturut-berturut melakukan perjanjian bilateral. Pertama, persetujuan perdagangan (trade agreement) yang ditandatangani oleh masing-masing Menlu pada 30 November 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Kedua, MoU Indonesia dengan Provinsi Kwazalu Natal, Afrika Selatan yang ditandatangani pada Juli 2003 di Afrika Selatan. Ketiga, Komunike Bersama mengenai pendirian Komisi Dagang Bersama (Joint Statement on Establisment of the Joint Trade Commission) antara RI-Afrika Selatan yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 19 April 2005 dalam acara plenary meeting (rapat pleno) antara delegasi RI dan delegasi Afrika Selatan pada KTT Asia-Afrika di Jakarta. Mengingat hubungan yang baik tersebut, maka negara kita merasa perlu meningkatkan hubungan yang lebih erat dan konkret lagi dengan kemungkinan membentuk FTA (Free Trade Area) di antara kedua negara
Pembentukan FTA Indonesia-Afrika Selatan itu di samping untuk peningkatan akses pasar ekspor negara kita ke negara-negara kawasan Afrika Selatan sebagai pintu masuk utamanya, sekaligus mengamankan pangsa pasar barang dan jasa, juga dimaksudkan untuk dapat menghapus hambatan perdagangan dan mempermudah arus barang dan jasa antar kedua negara. Adapun alasan dari pembentukan FTA tersebut di antaranya adalah hapusnya hambatan-hambatan (barriers) di bidang perdagangan dan investasi di antara kedua negara akan lebih cepat. Selain itu, melalui pendekatan pembentukan FTA, akan terlihat pentingnya integrasi ekonomi yang lebih luas dan dalam, melalui kerjasama bilateral. Di samping juga dimaksudkan untuk mengetahui economic wide impact secara umum.
Delagasi misi ekonomi Afrika
Selatan, yang terdiri dari unsur pemerintah Eastern Cape Province dan kalangan
dunia usaha National African Federated Chamber of Commerce (NAFCOC), berkunjung
ke Indonesia baru-baru ini dalam rangka perkenalan potensi perdagangan dan
investasi yang dimiliki.
Beberapa peluang peningkatan
kerja sama yang terbuka antara lain pertama, penyiapan sarana logistic storage yang
berlokasi di Pelabuhan Richards Bay agar dapat dimanfaatkan pengusaha Indonesia
untuk ekspor ke Afrika Selatan. Kedua, penawaran investasi di bidang perkebunan
kapas di Afrika Selatan, dengan harapan adanya peningkatan nilai tambah produk
tekstil serta dapat diekspor kembali ke negara-negara Afrika lainnya, serta
pengadaan alat-alat pertanian dari Indonesia.
Hubungan politik indo-afrika
1. Kerja sama Bidang Politik dan Hukum
Kerja sama dapat dilakukan dengan membentuk
Proyek Mercusuar Indonesia-Maroko dalam akselerasi demokrasi khas
Indonesia-Maroko, yaitu tatanan demokrasi yang tidak hanya mengedepankan akses
publik terhadap pemerintahan, tetapi juga menjunjung tinggi kewajiban negara
dalam menciptakan kesejahteraan rakyat. Proyek ini dilakukan dengan melibatkan
lembaga negara dan pejabat publik pemerintahan untuk saling bertukar pikiran
dalam rangka terciptanya tatanan demokrasi baru dalam hubungan internasional.
2. Kerja sama Bidang Ekonomi
Selama ini, kerja sama bidang ekonomi anata
Indonesia-Maroko telah terjalin baik. Ekspor utama Maroko adalah fosfat dan
produk-produk pertanian. Selain itu, Maroko juga memiliki potensi sektor
perikanan mengingat sebagian besar wilayah Maroko berada di pantai Samudera
Atlantik dan Laut Tengah. Aplikasi hubungan kerja sama pada sektor ini dapat
dilakukan dengan membentuk Pusat Pendidikan dan Penelitian Pertanian dan
Perikanan Indonesia-Maroko. Kerja sama dilakukan dengan melibatkan para ahli
dari masing-masing negara, untuk membuat suatu draft baik dalam penggunaan
teknologi, penemuan bibit unggul, pemecahan masalah penyakit hama tanaman,
pelestarian tanaman pertanian dan pelestarian ekosistem laut, dan lain
sebagainya.
3. Kerja sama Bidang Pendidikan dan Budaya
Kerja sama dalam bidang pendidikan dilakukan oleh
kedua negara dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Kerja sama ini perlu ditingkatkan dengan membentuk Forum Penelitian Bersama
Mahasiswa Indonesia-Maroko untuk memberikan gagasan-gagasan yang solutif bagi
permasalahan nasional, maupun internasional. Selain dalam bidang pendidikan,
kerja sama dalam bidang kebudayaan dilakukan dengan diselenggarakannya Teatre
International Festival untuk Pemuda dan Music International Festival. Dalam
pengembangan kebudayaan, dapat digagas Simposium Budaya Indonesia-Maroko dan
Museum Persahabatan Indonesia-Maroko. Kerja sama ini juga dapat menciptakan
kondisi yang kondusif bagi industri pariwisata yang menguntungkan kedua negara.
Kerjasama
bidang militer
Paramount
Group adalah salah satu perusahaan industri alusista termaju di kawasan Afrika
yang cukup dikenal karena memiliki keunggulan teknologi dibidang pertahan dan
kedirgantaraan. Dalam kunjungannya ke Bandung, Paramount Group telah mengadakan
pertemuan dengan PT. Pindad dan PT. Dirgantara untuk menjajagi pembentukan
kerjasama industri strategis.
Dari
pertemuan dengan PT. Pindad, telah dicapai keinginan bersama dari kedua pihak
untuk melakukan kerjasama dalam pembentukan joint production dan pengembangan
produk peralatan kendaraan militer anti teroris.
Dalam hal
ini, pihak paramount bersedia untuk memberikan bantuan teknik berupa peralatan
dan tenaga ahli, sekaligus pendanaan produksi. Sementara pertemuannya dengan
PT. Dirgantara Indonesia, telah dihasilkan suatu kegiatan bersama kedua pihak
untuk melakukan rancang bangun produksi bersama unmanned aerial vehicle (UAV)
atau pesawat tanpa awak yang di perlukan untuk pengintaian wilayah perbatasan.
Jika berhasil, produk UAV nantinya akan dipasarkan untuk kawasan asia tenggara
dimana Indonesia menjadi basis produksi dan pemasaran di kawasan.
Paramount
juga menyepakati untuk kerjasama memberikan jasa maintenance bagi semua produk
industri strategis yang dihasilkan dari kedua perusahaan Indonesia tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar