Senin, 19 Mei 2014

PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG
  Amerika Serikat. Itulah nama dari sebuah negara besar yang terletak di Benua Amerika Utara. Ada banyak hal yang membuat negara tersebut bisa termahsyur di hampir setiap penjuru dunia. Mulai dari kemajuan teknologinya, budaya pop modernnya, popularitas para tokohnya, keberagaman penduduknya, pengaruh pentingnya dalam sejarah dunia, & lain-lain. Namun di luar semua kehebatannya tersebut, Amerika Serikat ternyata juga punya sisi gelap dalam sejarahnya karena di masa lalu, penduduknya pernah saling bunuh dalam peristiwa yang dikenal sebagai "perang sipil Amerika Serikat".
Di abad ke-19, berdasarkan kondisi sosial ekonominya, AS bisa dibagi ke dalam 2 wilayah : wilayah utara yang sektor industri serta infrastruktur modernnya berkembang pesat dan wilayah selatan yang relatif lebih tertinggal serta masih menggantungkan dirinya pada sektor pertanian, khususnya kapas. Di wilayah selatan inilah terdapat budak-budak kulit hitam yang dimiliki dan diperkerjakan oleh para petani kaya setempat untuk membantu menggarap lahan pertanian. Dari segi taraf hidup dan budaya, wilayah utara juga dianggap lebih makmur & lebih liberal ketimbang wilayah selatan yang dianggap lebih tradisional & lebih kolot.
Perang sipil Amerika Serikat (American civil war) adalah perang saudara yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1861 hingga 1865. Perang tersebut terjadi antara pemerintah pusat AS (biasa disingkat Serikat / Union) yang bertikai melawan Konfederasi Amerika (Confederate States), negara pecahan AS yang didirikan oleh negara-negara bagian selatan AS yang mendukung praktik perbudakan kulit hitam. Akibat perang tersebut, lebih dari setengah juta rakyat AS kehilangan nyawanya & kondisi negara tersebut - utamanya bagian selatan - sempat porak poranda.
Perang sipil AS menjadi salah satu perang paling berpengaruh dalam sejarah peperangan di era modern karena taktik & teknologi yang digunakan dalam perang ini nantinya diadopsi oleh para pelaku perang di belahan dunia lain, khususnya Perang Dunia I. Sebagai contoh, perang sipil AS adalah perang pertama di mana metode parit sebagai garis pertahanan & taktik perang total digunakan. Teknologi-teknologi modern pada masa itu seperti telegram, jalur kereta api, & kapal uap juga banyak digunakan selama perang dan berperan besar dalam menentukan alur serta hasil akhir dari peperangan.
Memasuki tahun 1830-an, suara-suara yang menginginkan penghapusan aktivitas perbudakan semakin banyak seiring dengan menjamurnya gerakan abolisionisme di negara-negara bagian utara. Penolakan terhadap aktivitas perbudakan semakin gencar menyusul terbitnya novel berjudul "Uncle Tom's Cabin" di tahun 1852 yang bercerita tentang penderitaan seorang budak kulit hitam. Wilayah selatan lantas merespon fenomena penolakan perbudakan tersebut dengan mengancam akan memerdekakan diri bila perbudakan sampai dihapuskan. Akibatnya, masalah perbudakan pun berkembang menjadi masalah sosial politik yang kompleks dan dilematis.
1.2.RUMUSAN MASALAH
          Bertolak dari latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa itu Perang Saudara ?
2.      Apa Latar Belakang Terjadinya Perang Saudara ?
3.      Negara apa saja yang terlibat dalam Perang Saudara Amerika ?
4.      Bagaimana Jalannya Perang Saudara tersebut?
5.      Bagaimana peran Presiden Abraham Lincoln?
6.      Apa saja dampak Perang Saudara?
7.      Bagaimana rekonstruksi Presiden Abraham Lincoln ?
1.3.TUJUAN
          dengan mengacu kepada masalah-masalah diatas, maka makalah ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui Apa Itu Perang Saudara.
2.      Mengetahui dan Memahami Penyebab Terjadinya Perang Saudara.
3.      Mengetahui Negara Bagian Mana Saja Yang Ikut Terlibat.
4.      Mengetahui dan Memahami Bagaimana Jalannya Perang.
5.      Mengetahui Bagaimana Peran Presiden Abraham Lincoln.
6.      Mengetahui Apa Saja Dampak Perang Saudara.
7.      Mengetahui Bagaimana Rekonstruksi Presiden Abraham Lincoln.


BAB II
PEMBAHASAN
            2.1. Pengertian Perang Saudara (the Civil War)
Perang saudara di Amerika Serikat yang terjadi antara 1861-1865 didalam lembaran sejarah Amerika Serikat lebih di kenal dengan istilah The Civil War 1861-1865. The Civil War diartikan sebagai Perang Warga Negara antara bangsa atau warga negara yang tinggal di 11 negara bagian yang berada diwilayah selatan yang memproklamasikan dirinya sebagai negara Konfederasi dibawah pimpinan Presiden Jefferson David berhadapan dengan warga negara yang berdiam di 23 negara bagian yang berada di wilayah utara dengan menyebut dirinya sebagai pihak Union dibawah pimpinan Presiden Abraham Lincoln.
The Civil War 1861-1865 dalam pengertian adalah perang saudara, karena sebenarnya peperangan ini terjadi antara sesama warga negara Amerika yang sebelum perang meletus sama-sama mengaku sebagai bangsa Amerika Serikat. Peperangan antara bangsa Amerika Serikat yang tinggal di 23 negara bagian di wilayah utara berhadapan dengan bangsa Amerika Serikat yang tinggal di 11 negara bagian di wilayah selatan.
Perang ini disebut juga sebagai perang budak karena secara substansi peperangan ini terjadi antara pihak Union (Utara) yang menghendaki penghapusan sistem perbudakan yang dianggap melanggar Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, berhadapan dengan pihak konfederasi (selatan) yang tetap mempertahankan sistem perbudakan sebagai inti tenaga perkebunan yang merupakan basis perekonomian di pihak konfederasi.
            2.2. Latar Belakang Terjadinya Perang Saudara (1861-1865)
Perang Saudara Amerika menjadi salah satu perang pertama yang menunjukkan perang industri persenjataan dalam sejarah manusia. Sebuah persoalan yang memperburuk perbedaan regional dan ekonomi antara Utara dan Selatan adalah perbudakan. Orang Selatan, yang marah melihat keuntungan besar yang didapat pelaku bisnis Utara dari pemasaran kapas, menyatakan sebab keterbelakangan daerah Selatan adalah bertambahnya kekuasaan daerah Utara. Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka sebut sebagai ”institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama kemunduran di daerah tersebut. Padahal, perbudakan bagi orang Selatan sangat penting bagi perekonomian mereka.
Perang saudara dilatarbelakangi oleh dua faktor penting yang saling terjalin satu sama lain. Adapun faktor-faktor itu adalah masalah perbudakan dan upaya penghapusan perbudakan di Amerika Serikat, sehingga terjadilah konflik antara pemerintah di kawasan Utara dengan para tuan tanah di wilayah Selatan mengenai isu perbudakan. Saat itu, Lincoln memutuskan bahwa sudah saatnya praktik perbudakan dihapuskan. Kebijakan itu ditentang pihak Selatan. Para penguasa Selatan lalu berencana untuk memisahkan diri dari pemerintah AS. Pada 1860, mayoritas negara-negara yang masih mempraktikan perbudakan secara terang-terangan akan berpisah dari AS bila Partai Republik, yang dikenal sebagai Partai Anti Perbudakan, menang pemilihan umum (pemilu). Dengan terpilihnya Presiden Abraham Lincoln.
Di Selatan, banyak orang yang menjadi budak yang dimiliki orang lain, dan sebagian besar pekerjaan di ladang dikerjakan oleh mereka. Sedangkan negara-negara bagian di utara telah memutuskan membuat hukum yang menyatakan tak seorang pun bisa memiliki/memperbudak orang lain. Negara-negara utara itu disebut "negara bagian bebas" dan di selatan "negara bagian budak". Sejarah perbudakan yang berlangsung di Amerika sudah terjadi sejak wilayah itu menjadi koloni Inggris, berlangsung selama dua setengah abad (1619-1865. Wilayah utara menentang terjadinya perbudakan, sedangkan orang selatan pro terhadap perbudakan. Masalah perbudakan menjadi salah satu faktor penyebab meletusnya perang saudara di Amerika Serikat.
Masalah perbudakan menjadi fokus perdebatan politik yang sengit diantara kedua wilayah tersebut. Sikap orang kulit putih diutara yang anti perbudakan itu menggunakan berbagai alasan, diantaranya bahwa perbudakan sesama umat manusia jelas bertentangan dengan Declaration of Independence. Segala hak manusia mendapat hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, politik, dan kehidupan ekonomi. Demikian pula hak-hak kemerdekaan berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

2.3.Negara-negara Yang Terlibat
1.      Terdapat 23 negara bagian yang setia dengan Pemerintah Union, diantaranya adalah California, Delaware, Illinois, India, Iowa, Kentucky, Marne, Maryland, Massachussets, Michigan, Minnesota, Missiori, New Hampshire, New Jersey,  New York, Ohio, Oregon, Pennsylvania, Rodhe Island, Vermont dan Wisconsin.
2.      Kemudian tujuh negara-negara Konfederasi, yaitu : South Carolina, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini, Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung dalam Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk Tentara Konfederasi.
            2.4. Kekuatan yang Mendukung Wilayah Utara dan Selatan
                        Baik dalam jumlah penduduk maupun kekuatan persenjataan pihak utara melebihi selatan dengan perbandingan sekitar 3:1. Jumlah negara bagian di utara yang anti perbudakan tercatat 25 negara bagian dengan jumlah penduduk sekitar 22 juta jiwa. Sementara, pihak selatan didukung oleh 11 negara bagian dengan jumlah penduduk 9 juta jiwa, 3,5 juta jiwa diantaranya adalah para budak. Merekalah yang menghasilkan makanan-makanan dan tekstil yang paling banyak bagi Selatan, dan mereka pulalah yang  paling banyak mencangkul, menarik gerobak, dan melakukan pembangunan bagi tentara konfederasi. Suatu hantaman telak kepada perbudakan akan melumpuhkan Pertahanan Selatan dan akan menarik ribuan kaum kulit hitam yang sudah dibebaskan ke Utara.
Sementara kekuatan industri dan manufaktur pihak utara adalah 9 kali lebih besar daripada kapasitas yang dimiliki oleh selatan, yang mengandalkan perekonomian mereka berbasis pada sector pertanian dan perkebunan. Demikian pula pihak utara juga memiliki infrastruktur yang mendukung berupa jalan kereta api sepanjang kurang lebih ratusan mil dari utara sampai wilayah selatan. Mengamati dan mempelajari kekuatan-kekuatan pendukung perang antara Utara dan Selatan, maka dapat diramalkan bahwa peperangan itu akan dimenangkan oleh pihak utara. Ternyata perang saudara di Amerika tidak berlangsung mudah atau singkat, bahkan memakan waktu selama 4 tahun.
Pihak Selatan memiliki sejumlah jenderal yang tangguh seperti Robert Edward Lee (1807-1870), Albert Johnson, serta Stonewall Jackson. Menjelang 1862, terutama akibat perkembangan-perkembangan perang itu sendiri, argumentasi-argumentasi ini mulai memperoleh dukungan. Konfederasi dalam 17 bulan yang pertama memenangkan kebanyakan pertempuran yang terjadi dan suatu ancaman mengincar Utara karena ada kemungkinan bahwa Inggris akan memberi bantuan kepada Selatan pada 1862 yang menurut analisis Selatan adalah dikarenakan wilayah selatan sebagai pemasok kapas terbesar bagi industri tekstil di Inggris. Selama dua tahun berikutnya, 1863 pasukan Federal meneruskan ofensifnya, namun Jenderal Lee senantiasa mampu memperdayakan mereka. Hingga akhirnya, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant pada 9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox, Virginia. Berbagai faktor kemenangan pihak utara diperoleh dari kekuatan militer dengan jumlah personel yang lebih besar karena mempunyai jumlah penduduk sangat besar. Mereka berhasil menguasai jalur perdagangan laut, memblokade semua pelabuhan yang ada di selatan dan mengepung pantai selatan sehingga pihak selatan mengalami kesulitan untuk mencari bantuan keluar.
            2.5. Jalannya Perang
                        Pada 12 april 1861 meriam-meriam ditembakkan pertanda meletusnya Perang Saudara. Pada tanggal 14 April 1861, pasukan Konfederasi berhasil menduduki Benteng (Fort) Sumter, Carolina Selatan. Jatuhnya Benteng Sumter ke tangan pasukan Konfederasi lantas diikuti dengan bergabungnya negara bagian Arkansas, Tennessee, Virginia, & Carolina Utara ke dalam Konfederasi, sehingga sekarang total ada 11 negara bagian yang menjadi anggota Konfederasi. Di pihak lawan, kemenangan pasukan Konfederasi direspon oleh Presiden Lincoln dengan memerintahkan perekrutan relawan perang besar-besaran dan blokade di sekitar wilayah Konfederasi.
Bulan Juli 1861, pertempuran berskala besar antara pasukan AS (Serikat) dengan Konfederasi akhirnya pecah di Sungai Bull Run, selatan ibukota Washington, yang berakhir dengan kemenangan pasukan Konfederasi sehingga pasukan Serikat yang selamat terpaksa mundur ke ibukota. Terhenyak dengan kekalahan tersebut, parlemen AS pun mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa perang melawan Konfederasi dilakukan bukan untuk menghapus perbudakan, melainkan untuk menjaga keutuhan negara. Harapannya, resolusi tersebut akan membuat negara-negara bagian budak yang masih menjadi bagian dari Serikat mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan Konfederasi.
Bulan Maret 1862, pasukan Serikat yang berkekuatan 100.000 personil memulai "Kampanye Semenanjung" (Peninsular Campaign), serangan besar-besaran yang ditujukan untuk merebut Richmond, ibukota dari Konfederasi, lewat semenanjung yang diapit oleh Sungai York & Sungai James yang terletak di pantai barat Konfederasi. Awalnya pasukan Serikat sukses melaju hingga tinggal berjarak beberapa kilometer dari Richmond. Namun, pada akhirnya keinginan pasukan Serikat untuk menguasai Richmond gagal terwujud setelah mereka berhasil dikalahkan oleh pasukan Konfederasi dalam pertempuran yang berlangsung selama 7 hari di akhir bulan Juni 1862.
Kegemilangan pasukan Konfederasi di medan perang front timur masih berlanjut ketika di akhir Agustus 1862, mereka kembali terlibat pertempuran dengan pasukan Serikat di Sungai Bull Run. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Konfederasi pimpinan Robert E. Lee secara cerdik memecah diri mereka menjadi 2 dimana sebagian dikirim untuk merebut gudang senjata lawan dan memaksa pasukan Serikat untuk mengkonsentrasikan perhatiannya ke sana, sementara sebagian lainnya yang berjumlah lebih banyak baru menampakkan diri sehari kemudian untuk melakukan serangan mendadak yang sukses memaksa sisa-sisa pasukan Serikat yang kekuatannya sudah menurun untuk mundur kembali ke Washington. Selama dua tahun berikutnya, 1863 pasukan Federal meneruskan ofensifnya, namun Jenderal Lee senantiasa mampu memperdayakan mereka. Hingga akhirnya, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant pada 9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox, Virginia. Berbagai faktor kemenangan pihak utara diperoleh dari kekuatan militer dengan jumlah personel yang lebih besar karena mempunyai jumlah penduduk sangat besar.
2.6. Dampak Perang Saudara
Perang  Saudara ini menimbulkan dampak bagi AS, baik menyangkut masalah-masalah dalam maupun luar negeri, seperti :
a.       Penghapusan sistem perbudakan,
b.      Kehancuran perekonomian pada negara AS bagian Selatan.
c.       Munculnya kaum petualang dari AS bagian utara (yang disebut dengan Carpetbeggars) datang ke wilayah AS bagian Selatan yang bertujuan untuk melakukan perampokan.
d.      Di tingkat tinggi berusaha untuk memegang jabatan pada tampuk-tampuk pemerintahan agar dapat melakukan korupsi.
e.       Di tingkat rendah mereka melakukan perampokan terhadap harta milik tuan tanah.
f.       Timbulnya rasa benci dari pihak AS bagian Selatan terhadap orang-orang Negro yang mendapat persamaan kedudukan dengan orang kulit putih.Kehormatan AS naik di mata dunia internasional, seperti :
·         AS menuntut Perancis agar menarik tentaranya yang ditempatkan di Meksiko dengan tujuan menjaga Kaisar Maximilliam (1867). Tuntutan itu dipenuhi oleh Kaisar Napoleon III karena Perancis merasa takut berperang melawan AS.
·         AS menuntut Inggris untuk mengganti kerugian lewat pengadilan internasional di Geneva, karena membantu pihak Selatan.
·         AS meminta kepada Rusia untuk menjual Alaska kepada AS pada 1867, untuk dijadikan bagian wilayahnya dengan maksud mengurung Inggris yang berkuasa di Kanada. Dengan kedudukan ini, AS dapat mengurung kedudukan Inggris dan Kanada. Pada sekitar abad ke-19 AS berkembang ke arah barat yaitu dengan menduduki daerah-daerah baru seperti Indiana (1816), Mississippi (1817), Missouri (1821), Texas (1845), Iowa (1846), Oregon (1848), California (1850).
2.7. Peran Presiden Abraham Lincoln
Sebelum menjabat presiden, Abraham Lincoln telah meniti berbagai karier dalam pemerintahan. Ia berasal dari Partai Republik, sebagai partai baru setelah megalami berbagai perubahan, terpilih sebagai anggota badan legislative di wilayah Illinois, dan beberapa tahun sebelum diadakan pemilihan presiden, ia dikenal sebagai sosok yang anti perbudakan.
            Karier Lincoln (1861-1865) menampakkan kepiawaiannya dalam berdiplomas, menekankan pentingnya untuk tetap mempertahankan bentuk pemerintahan federal sesuai dengan konstitusi. Pada awal 1860 ia pernah berdebat dengan senator Douglass dari negara bagian Virginia yang cenderung menyetujui adanya perbudakan, sementara ia sendiri menganggap bahwa perbudakan jelas bertentangan dengan makna konstitusi dan demokrasi, dan ia menyerukan pada Pemerintah Federal dan Kongres harus mengalahkan kaum Kolonis dan pembesar-pembesar setempat yang menghendaki pemisahan.
Berkat karier politiknya yang sangat menanjak, ia dicalonkan oleh partai Republik sebagai calon presiden bersama Doglass, hingga akhirnya pada pemilihan presiden diakhir 1860, Lincoln terpilih menjadi Presiden Amerika. Segera setelah Lincoln menempati gedung putih pada Maret 1861, dengan berani presiden tersebut menyatakan anti terhadap perbudakan dan bersumpah demi mempertahankan Persatuan dalam kerangka Negara Federal Republik Amerika. Pada masa Lincoln, meletuslah Perang Saudara, ketika pada 4 Februari 1861 wilayah selatan menyatakan keluar dari negara federal membentuk Pemerintahan Konfederasi dengan memilih Presiden Jefferson Davis, dan negara bagian Virginia sebagai ibukota konfederasi. Peran Lincoln dalam Perang Saudara, selain ia dianggap sebagai tokoh pelopor pembebasan budak Di Amerika, juga banyak disebut sebagai seorang negarawan yang berhasil mempertahankan Negara Federal Amerika.
2.8. Rekonstruksi Presiden Abraham Lincoln
Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, sejak perang berakhir hingga tahun 1867, AS memasuki periode yang dikenal sebagai era Rekonstruksi:
·         Membangun kembali infrastruktur negara bagian Selatan yang hancur karena perang.
·         Membangun sarana pelayanan umum masyarakat, salah satunya adalah: mendirikan sekolah-sekolah gratis.

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Perang Saudara Amerika adalah perang yang terjadi antara tahun 1861-1865 di Amerika Serikat (AS). Sekelompok negara bagian di bagian Selatan ingin merdeka, sedangkan pemerintahan dan negara-negara bagian di Utara ingin menjaga AS tetap utuh. Perang saudara terjadi karena penarikan diri 11 negara bagian selatan karena pertikaian-pertikaian konstitusional dan ekonomi.
Perang Saudara Amerika Serikat (1861–1865), juga dikenal sebagai Perang Antar Negara Bagian, 11 negara bagian budak di Selatan mengumumkan pemisahan dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi Amerika yang dikenal sebagai "Konfederasi". Dipimpin oleh Jefferson Davis, pihak Konfederasi memperjuangkan kemerdekaannya dari Amerika Serikat. Pemerintah federal AS didukung oleh 20 negara bagian, kebanyakan negara bagian bebas yang telah menghapus perbudakan dan 5 negara bagian budak yang kelak dikenal sebagai negara bagian perbatasan. Kedua puluh lima negara bagian ini yang disebut sebagai Uni, memiliki basis populasi dan industri yang lebih besar ketimbang Selatan. Setelah empat tahun perang berdarah (kebanyakan di negara bagian Selatan), Konfederasi menyerah dan perbudakan dihapus di seluruh negara. Restorasi Serikat, dan Era Rekonstruksi yang mengikutinya, menghadapi masalah yang masih belum terselesaikan selama beberapa generasi selanjutnya.
Pertempuran Gettysburg
·         Tanggal 12 April 1861 – 9 April 1865 (tembakan terakhir pada Juni 1865).
·         Lokasi Situs pertempuran Amerika Serikat Selatan dan Utara termasuk Antietam dan Gettysburg.
·         Hasil Kemenangan Serikat : Integritas teritori Amerika Serikat dipertahankan
·         Rekonstruksi : Perbudakan dihapuskan.
·         Casus belli Serangan Konfederasi di Fort Sumter

Pihak yang terlibat :
·         Amerika Serikat (Serikat)
·         Konfederasi Amerika (Konfederasi)
Komandan :
Abraham Lincoln - Winfield Scott - George B. McClellan - Henry Wager Halleck- Ulysses S. Grant - Gideon Wellesdan lainnya Jefferson Davis - P.G.T. Beauregard - Joseph E. Johnston - Robert E. Lee - Stephen Mallory - dan lainnya
Kekuatan :
2.100.000 >< 1.064.000
Jumlah korban :
140,414 terbunuh dalam tugas ~365.000 total tewas ~ 275.200 luka-luka 72.524 terbunuh dalam tugas ~260.000 total tewas ~ 137.000+ luka-luka.
Beberapa Fakta tentang Perang Sipil Amerika (1861-1865)
·         Perang Sipil Amerika atau Perang Saudara Amerika dimulai pada tanggal 12 April 1861, saat pasukan Konfederasi menyerang instalasi militer AS di Fort Sumter di South Carolina, dan berakhir pada tanggal 9 April 1865 saat pasukan Union memenangkan perang.
·         Sekitar 6000 pertempuran berlangsung selama perang dan sebagian besar terjadi di wilayah Selatan.
·         Sekitar 2.100.000 tentara berpartisipasi dalam perang membela Union, sementara 1.064.000 tentara berpartisipasi membela Konfederasi.
·         Korban tewas di kamp Union tercatat sebesar 360.000 orang dengan 110.000 diantaranya tewas di medan perang. Sementara itu, 260.000 tercatat tewas di kamp Konfederasi dengan 93.000 diantaranya tewas di medan perang.
·         Lebih dari 10.000 tentara yang mewakili Union berumur di bawah 18 tahun.
·         Ulysses S. Grant memimpin 533.000 pasukan Union setelah dia dipromosikan menjadi Letnan Jenderal pada tahun 1864. Dia akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-18 pada tahun 1869.
·         Selama perang, banyak pertempuran intens yang menyebabkan sejumlah besar korban dalam waktu singkat.

DAFTAR PUSTAKA
http://republik-tawon.blogspot.com/2013/03/sejarah-perang-sipil-amerika-serikat.html
Krisnadi, IG. Sejarah Amerika Serikat. Ombak. Yogyakarta : 2012

1 komentar:

  1. Presiden Abraham Lincoln yang anti perbudakan ingin membebaskan kulit hitam dari perbudakan namun ditentang negara-negara bagian yang masih ingin mempertahankan perbudakan, sehingga timbul perang saudara

    BalasHapus