BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Christopher Columbus sebagai penemu benua Amerika merupakan sebuah kepercayaan
umum. Pada bulan Oktober tahun 1492, Columbus mencapai benua Amerika ketika ia
sedang mencari India. Terdapat beberapa sejarawan yang mempercayai bahwa bukan
daratan Amerika yang dicapai oleh Columbus, melainkan pulau Bahama. Columbus
kembali ke Spanyol setelah pelayaran ini.
Kemudian
pada tahun 1497, penjelajah asal Italia Amerigo
Vespucci mengklaim telah
menemukan Amerika. Martin Waldseemuller adalah orang pertama yang menyebut
daratan ini dengan nama Amerika. Namun, kita tidak dapat secara pasti
menyimpulkan bahwa Columbus dan Amerigo Vespucci merupakan orang pertama yang menemukan
benua besar ini. Orang Cina mengklaim bahwa mereka telah menemukan benua
Amerika jauh sebelum pelayaran yang dilakukan oleh orang Eropa. Jadi siapa
penemu benua Amerika?
Untuk membahas penemu
benua Amerika akan dijabarkan dalam makalah ini dengan menceritakan
penjelajah-penjelajah benua Amerika sebelum Christhoper Columbus.
1.2
Rumusan Masalah
1. Siapakah
penjelajah-penjelajah benua Amerika sebelum Christhoper Colombus?
2. Bagaimanakah
kedatangan Ras Mongoloid dari Asia ke Benua Amerika?
3. Bagaimana
pelayaran John Cabot sang penjelajah dari Italia?
4. Bagaimanakah
bukti atau tanggapan mengenai pendapat bahwa muslim sebagai penemu benua
Amerika?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan
Penjelajah-penjelajah benua Amerika sebelum Christhoper Colombus.
2. Menjelaskan
kedatangan ras Mongoloid dari Asia ke benua Amerika.
3. Menjelaskan
perjalanan John Cabot dari Italia.
4. Menjelaskkan
tentang muslim sebagai penemu benua Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN MASALAH
2.1
Penjelajahan Sebelum Christopher Colombus
Banyak
orang telah mencapai benua Amerika sebelum Columbus. Orang-orang dari Asia
telah mencapai Amerika ribuan tahun sebelum Columbus dan telah menjadi
penghuninya.
Ekspedisi
Norse ke Amerika dimulai jauh sebelum 1492 AD. Ekspedisi-ekspedisi ini
diprakarsai oleh Bjarni Herjolfsson. Dispekulasi bahwa Herjolfsson mulai dari
Islandia dan menuju Greenland. Ia tersesat dalam badai, yang menyebabkan
kapalnya terbawa ke arah selatan. Herjolfsson secara tidak sengaja menemukan
daratan dengan perbukitan dataran rendah dipenuhi vegetasi. Namun, ia lebih
tertarik untuk mencari jalan kembali ke Greenland daripada menjelajahi tempat
ini.
Leif
Ericsson memutuskan untuk menemukan Dunia Baru setelah membaca laporan resmi
dari Bjarni Herjolfsson mengenai pelayaran tersebut. Ericsson dikatakan telah
mencapai L'Anse aux Meadows di Newfoundland, Canada bersama dengan
35 awak kapal miliknya.
Kebanyakan
ekspedisi sebelum zaman Christopher Columbus tidak didokumentasikan dengan
baik. Tidak adanya prasasti di Amerika Utara menimbulkan keraguan tentang klaim
penjelajah Norse. Akan tetapi, dikatakan bahwa penjelajah ini hanya
menceritakan perjalanan mereka dan tidak terbiasa mendokumentasikannya.
Sesuai
dengan beberapa catatan yang ada, Laksamana Cheng Ho (Admiral Zheng)
adalah orang pertama yang menemukan Amerika. Namun, klaim ini dianggap salah
karena tidak ada pelayaran Laksamana Cheng Ho yang melampaui Samudera Hindia.
Catatan-catatan
mengenai penjelajah Asia mencapai pantai Amerika Utara tahun 499 SM telah
ditemukan di dokumen tertanggal 629 AD. Seorang biksu Buddha dari Cina bernama
Hai-Shen dikatakan telah mencapai Amerika Utara. Hai-Shen mencapai tanah
dongeng dari Fu-Sang dalam perjalanannya ke Timur. Menariknya, tanah Fu-Sang
yang dijelaskan oleh Hai-Shen sangat menyerupai Amerika Utara. Meskipun
catatan-catatan ini tidak dianggap sebagai bukti yang konkret, catatan-catatan
ini membuka jendela baru atas kesempatan bagi sejarawan untuk mencari penemu
benua Amerika yang sebenarnya.
2.2
Kedatangan Ras Mongoloid dari Asia Ke Benua Amerika
Benua Amerika
tidak memiliki penduduk asli. Sampai sekarang ini dibenua Amerika belumpernah
diketemukan jenis manusia primitif seperti manusia Jawa atau manusia Peking
(Manusia purba). Para Arekeolog maupun para antropolog hingga kini belum pernah
menemukan fosil manusia purba yang mirip kera seperti Meghantropus
Paleojavanicus, Pithecantropus Erectus
yang diketemukan di Jawa. Sesungguhnya kera bukan asli jenis binatang yang
berasal dari benua Amerika karena berdasarkan hasil penelitian purbakala,
dibenua ini belum pernah ditemukan fosil Kera.
Para ahli
purbakala sependapat bahwa nenek moyang bangsa Indian adalah varietas-varietas
jenis Homo sapiens yang telah mengalami evolusi. Menurut para ahli purbakala
bahwa mereka mulai menetap di benua baru yaitu Amerika sejak kala pleistosen
(zaman es sekitar 34.000-30.000 SM) setelah mendapat perlengkapan kebudayaan,
pakaian hangat, dan tempat berlindung yang memadai untuk mempertahankan hidup
dalam iklim dingin di daerah baru. Mereka diduga berasal dari daratan Asia, yakni
cina termasuklah mongoloid yang datang kebenua Amerika melalui rute
Siberia-selat bering menuju Alaska yang ada waktu itu masih terdapat jalan
darat. Belumada bukti arkeologis yang menjelaskan sebab-sebab mereka bermigrasi
kebenua Amerika. Apakah mereka berpindah dari daratan Cina di Asia menuju benua
Amerika karena dikejar musuh atau tergera mencari makan, belum ada hasil
penelitian purbakala yang menjawabnya. Setelah mereka tiba di Alaska kemudian
bergerak perlahan kearah selatan dan tiba di Meksiko sekitar 10.000 SM.dari
Meksiko kemudian mereka melintasi Amerika Tengah dan tibah di Amerika Selatan.
Pada saat mereka tiba di Amerika Selatan (10.000 SM) berakhirlah zaman Es
(1.000.000-50.000 SM) yang berakibat terputusnya jalan darat Siberia-Alaska
dikarenakan oleh encairan es kutub utara yang akhirnya munculkan selat Bering.
Nenek moyang
orang-orang Indian bermigrasi ke Benua Amerika dalam kelompok-kelompok kecil
secara bertahap dengan melalui siberia timur, selat bering, kemudian menuju
Alaska yang ada di benua Amerika bagian utara. Lintasan ini tidak pernah dapat
dilakukan secara mudah. Memang berapa kali selama kala Pleistosen permukaan
laut menurut 100 m lebih akibat terserapnya air laut akibat Gletser pada zaman
es, sehinggaselat ini berupa tanah kering. Mereka yang berjalan melintasi
jembatan daratan bering itu menemui hambatan. Hampir sepanjang waktu ketika
permukaan laut renda, gletsernya besar-besar dan lempemgan es yang tidak
terleawi di Alaska selatan dan Kanada Barat menutup jalan ke Selatan. Atau
mungkin mereka berjalan melintasi jembatan daratan ketika selatnya telah
kering, lalu mereka tinggal berabad-abad di daerah yang bebas es di Alaska dan
kanada barat sampai gletser menyusut dan ada jalan ke daerah yang lebih menarik
di Amerika Utara. Dimungkinkan proses berselang-seling ini berlansung beberapa
kali dan setiap kali memasukkan gelombang baru dari siberia.
Perkiraan waktu
kedatangan nenek moyang orang-orang indian dari daratan Cina ke benua Amerika
terus bergeser semakin jauh ke dalam jangkauan prasejarah. Para antropolog
(sebelum 1950-an) berpendapat bahwah nenek moyang orang-orang Indian yang
berasal dari Cina untuk pertama kali menginjakkan kaki ke benua Amerika di duga
sekitar 15.000 tahun yang lalu. Namun, berdasarkan beberapa bukti temuan
arkeologis, perkiraan tersebut masih kurang tepat. Sebuah tengkorak yang
ditemukan di Los Angles di duga berumur 23.600 tahun dan 2 tengkorak di
sandiego bahkan lebih mengejutkan karena diperkirakan berumur 44.000 tahun dan
48.000 tahun. Jika penetapan waktu tengkorak Sandiego itu benar maka akan besar
implikasinya bagi sejrah umat manusia di benua Amerika. Hal ini karena pada
44.000 atau 48.000 tahun silam tidak ada jembatan darat ( Land bridge) di selat
bering, karena orang-orang tersebut telah menyebrang melalui jembatan darat
pada 80.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu, sebagian para ahli purbakala
maupun para antropolog menolak kebenaran penentuan waktu penemuan tengkorak di
Los Angles dan di Sandiego.
Pendatang dari
Asia pada masa lampau itu kemudian menyebar luas di daerahnya yang baru dan
meninggalkan tempat perkemahan yang terpencar-pencar dengan meninggalkan bukti
arkeologis berupa kumpulan alat kasar dari batu seperti kapak serta penggaruk.
Artefak tertua yang sudah di tarikhan dengan jelas ditemukan di situs-situs
yang terpisah jauh, misal di Peru dan Kanada. Disebuah Gua di Peru ditemukan
sekumpulan alat batu kasar yyang menurut penarikhannya berumur 20.000 tahun
dari tulang karibu. Semua artefak tua di dua daerah itu termasuk dalam budaya
Paleolitikum biasanya hidup secara nomaden.
Kelompok kecil
pertama nenek moyang orang-orang indian telah berani menempuh Gletser yang
berbahaya dan telah berhasil menginjakkan kakinya di benua Amerika sekitar
80.000 tahun yang lalu. Di benua yang baru mereka berada dalam firdaus
Paleolitikum, sebab di benua Amerika yang baru ditemukan tidak ada manusia lain
yang menjadi musuh ataupun pesaingnya dan persediaan makanan yang melimpah
karena binatang belum mengerti bahwa manusia itu berbahaya. Dengan keadaan demikian
mereka berkemban biak dengan pesat dan menyebar dengan cepat keseluruh wilayah
benua Amerika.
Dilihat dari
jenis senjatanya, orang-orang indian kuno tersebut tidak mungkin berburu
binatang besar dengan menggunakan senjata yang sederhana, namun pada kira-kira
memasuki 12.000 tahun yang lalu terjadi perubahan besar. Bukti prubahan dengan
ditemukakannya mata lembing clovis di Amerika Serikat dan Meksiko. Lembing
Clovis merupakan senjata yang sangat ampuh dan berguna untuk berburu binatang
besar seperti Mamut dan Gajah besar berbulu.
Orang Amerika
yang paling awal mengenal sistem pertanian adalah orang indian dari Meksiko.
Pada 1954 Richard S. Mac Neish dari Museum Nasional Kanada menggali dua gua dan
ditemukan sampah berlapis-lapis peninggalan masa lampau. Setelah di teliti
secara cermat melalui tes karbon 14, ternyata sampah tersebut berasal dari 7000
tahun SM. Dalam perkembangannya, sekitar 2500-1000 SM orang-orang Indian di
Meksiko telah mengenal sistem pertanian dengan menanam jenis tanaman seperyi
labu, semangka kacang merah, kacang kuning dan jagung. Indian kuno di Amerika
Tengah dan Amerika selatan, memainkan peran penting sekali dalam penyediaan
pangan bagi dunia modern. Jagung merupakan makanan pokok di kebanyakan negeri
yang terlampau dingin dan tidak kekurangan cahaya matahari untuk
pembudidayaanya.
Dalam
perkembangan dari abad ke abad berikutnya jauh sebelum Cristopher Colombus
menamai imigran yang berasal dari cina tersebut sebagai bangsa indian, bangsa
ini tumbuh dan berkembang menjadi suku-suku bangsa baru seperti: suku bangsa
Toltec dan Aztek di Meksiko, suku bangsa Karawak dan karib di Kepulauan
Karibia, suku bangsa Maya di Amerika tengah, suku bangsa Inka di Peru, suku
bangsa Chibcha di Kolombia, suku bangsa Arauchinia di Chili dan suku bangsa Patagoia
di Argentina. Berdasarkah dari hasil penelitian Arkeologis maka, dapat bahwa
jauh sebelum kedatangan orang-orang eropa, bangsa indian tersebut sudah
memiliki peradaban yang bermutu tinggi seperti yang telah di wariskan oleh suku
Maya, Aztek dan Inka.
Memang sungguh
ironis nenek moyang orang-orang Indian terdahulu yaitu sekelompok ras mogoloid
yang berasal dari daratan Cina pergi untuk menemukan benua Amerika melalui
rintangan alam yang sangat dahsyat berupa lempengan-lempengan es raksasa
disepanjang rute selat bering dan Alaska. Mereka tumbuh dan berkembang dan
menyebar menempati seluruh pelosok benua Amerika dengan membangun peradaban
yang bermutu tinggi. Namun, para sarjana barat tidak memberikan predikat
kepadanya bahwa sesungguhnya merekalah yang pertama kali menemukan benua
Amerika jika dibandingkan dengan Kristopher Colombus yang belum pernah
menginjakkan kakinya di benua Amerika, namun ia diberi penghargaan di benua
Amerika. Padahal ia hanya menginjakkan kakinya di Guanahanni di pulau Walting,
sebuah gugusan kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492. Walaupun demikian nenek
moyang orang-orang Indian masih terhibur karena Jonathan Norton Leonard dan
para Antropolog maupun Arkeolog Amerika
yang lain masih menyebut mereka sebagai orang-orang Amerika paling awal.
2.3
Pelayaran
John Cabot
Penjelajah
asal Italia, John Cabot, yang juga dipanggil Giovanni
Caboto, merupakan salah satu penjelajah yang telah mencapai pantai Amerika.
Meskipun ia orang Italia dan tinggal di Venice sampai tahun 1488, Cabot berangkat
ke Inggris untuk mencari peluang menjadi seorang penjelajah.
Dikatakan
bahwa ia terinspirasi oleh pelayaran yang dilakukan oleh Bartholomeu Dias. Pada
Mei 1497, John Cabot bersama dengan awak kapalnya berangkat dari Bristol dengan
sebuah kapal bernamaMatthew, di bawah komisi dari raja Inggris King Henry VII. Ia dikatakan
mencapai Amerika Utara 24 Juni 1497 dan kembali ke Bristol pada 6 Agustus 1497.
Rincian
pelayaran kedua yang dilakukan oleh Cabot pada bulan Mei 1498 masih diselimuti
misteri. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat di kalangan sejarawan
tentang bagaimana akhir dari perjalanan kedua John Cabot. Cabot mulai berlayar
dari Bristol dengan 5 kapal dan 300 awaknya. Salah satu dari 5 kapal dialihkan
ke Irlandia karena kapal tersebut bermasalah. Tidak ada kejelasan tentang apa
yang terjadi di akhir pelayarannya.
2.4
Muslim sebagai Penemu Benua Amerika
2.4.1
Sumber-sumber dan
Perspektif Muslim
Literatur yang
menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus,
antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain
al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The
Meadows of Gold and Quarries of Jewels / Hamparan Emas dan tambang Permata),
al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang
penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada
889M.
Al-masudi menjelaskan,
semasa pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia,
Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada 889, menyeberangi lautan
Atlantik hingga mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul).
Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang barang-barang yang
menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru yang kemudian berama Amerika.
Sejak itulah, pelayaran
menembus Samudera Atlantik yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan
berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang dan penjelajah Muslim.
Literatur yang paling populer adalah essay Dr. Yossef Mroueh dalam Prepatory
Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of the Muslims
Arrival to the America tahun 1996. Dalam essay berjudul Precolumbian Muslims in
America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh menunjukkan sejumlah fakta
bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika
sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.
Pada pertengahan abad
ke-10, pada masa pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah Abdurrahman III
(929-961M), kaum Muslimin dari Afrika berlayar ke arah barat dari pelabuhan
Delbra (Palos) di Spanyol menembus “samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang
“tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang
tinggal bermukim di negeri baru itu. Mereka inilah imigran Muslim gelombang
pertama yang tiba di Amerika.
Masih menurut Dr.
Mroueh, berdasarkan catatan sejarawan Abu Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang hidup
pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II (976-1009) di Andalusia, penjelajah
dari Granada bernama Muhammad Ibnu Farrukh meninggalkan pelabuhan Kadesh,
Februari 999. M.Farrukh melintasi Lautan Atlantik, mendarat di Gando (Kepulauan
canary) dan berkunjung pada Raja Guanariga. Ia melanjutkan pelayaran ke arah
barat, melihat dua pulau dan menamakannya dengan Cpraria serta Pluitana. Ia
kembali ke Andalusia Mei 999 M.
Al-Syarif al-Idrisi
(1099-1166), pakar Geografi dan ahli pembuata peta, dalam bukunya Nuzhat
al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi dari yang rindu mengharungi Ufuk)
menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika Utara berlayar mengharungi
samudera yang gelap dan berkabut. Ekspedisi yang berangkat dari Lisbon
(Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apa yang ada di balik
samudera itu ?, berapa luasnya dan dimana batasnya?, Merekapun menemukan
daratan yang penghuninya bercocok tanam.
Pelayaran melintasi
samudera Atlantik dari Maroko juga dicatat oleh penjelajah Shaikh Sayn-eddin
Ali bin Fadhel al-Mazandarani. Kapalnya melepas jangkar dari pelabuhan Tarfay
di Maroko pada masa Sultan Abu Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa keenam
Kekhalifahan Marinid. Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di Laut
Karibia pada 1291. menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko ini
banyak dijadikan referensi oleh ilmuan Islam pada era sesudahnya.
Sultan-sultan dari
Kerajaan Mali di Afrika Barat yang beribukota Timbuktu, juga melakukan penjelajahan
hingga mendarat di benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin
Fadhl al-Murai (1300-1384), menulis catatan tentang geografi Timbuktu, yang
waktu itu ternyata telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup maju di Afrika
Barat.
Ekspedisi laut yang
berawal dari Timbuktu, antara lain dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I
(1285-1312M) yang merupakan saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337M0.
Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan
mendarat di Amerika. Bahkan, penguasa Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai
Missisippi, dan mencapai pedalaman Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama
berada di benua baru ini, para eksplorer ini tetap berkomunikasi dengan bahasa
Arab dengan penduduk setempat. Dua abad kemudian tepatnya tahun 1513, penemuan
benua Amerika ini diabadikan dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta
ini dipersembahkan kepada Khalifah Ottoman, Sultan Selim I, tahun 1517 di
Turki. Peta ini berii informasi akurat tentang belahan bumi bahagian barat,
Amerika Selatan, dan pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya merupakan
nama seorang pejabat laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang
berbakti pada kerajaan Turki Utsmanimasa pemerintahan Sultan Salim (1512-1520)
sampai pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran ”Reis”
(berasal dari bahasa Arab Raais, yang berarti panglima atau Pimpinan),
diberikan pada Piri setelah yang bersangkutan memenangkan peperangan laut
melawan Bendeqia.
2.4.2
Sumber-sumber dan Perspektif
Barat
Pertama, dalam bukunya Saga
America (New York, 1980), Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa
berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti
detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari
Afrika Utara dan Barat di beua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian
Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
Di negara bahagian Inyo
dan California, Dr. Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam
bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus bin Maria” yang artinya ”Isa anak
Maria”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya
mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr. Barry
menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara
Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry menemukan reruntuhan, sisa-sisa
peralatan, tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan untuk
keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini
merupakan mata p[elajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi
laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.
Penemuan sisa-sisa
sekolah Islam ini ditemukan dibeberapa lokasi seperti di Valley of Fire, Allan
Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison Summit Pas (Nevada),
Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana).
Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800 M. Keterangan
yang sama juga ditulis olh Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul Exploring
Rock Art (Satna barbara, 1989).
Kedua, dalam bukunya Africa
and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe
Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran
orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan,
termasuk Canada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak
penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan
melakukan perkawinan dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin.
Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai Kuba, 21
Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan indahnya. Saat ini,
reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Ketiga, John Boyd Thacher
dalam, bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan
bahwa Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika
sedang berlayar di dekat Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia menyaksikan
mesjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu , dalam rangkaian
penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang menemukan
reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Cuba,
Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters
dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang diterbitkan penerbit
Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropo0log yang melakukan
penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan
Arizona. Psasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga
membawa gajah dari Afrika.
Sedangkan Ivan Van
Sertima, yang dikenal karena karyanya They Came Before Colombus, menemukan
kemiripan arsitrektur bangunan penduduk asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika.
Sedang dalam bukunya yang lain African Presence in Early America, juga
menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Africa sebelum kehadiran
Colombus di Amerika.
Kelima, ahli sejarah Jerman,
Alexander Von Wuthenan juga memberikan bukti bahwa orang-orang Islam sudah
berada di Amerika tahun 300-900 M. Artinya, umat Islam sudah ada di Amertika,
paling tidak setengah abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa ukiran kayu
berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan dipahat
tahun 300 dan 900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan
diteliti, ternyata memiliki kemiripan dengan orang Mesir.
Keenam, salah satu buku karya
Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya,
menemukan peta empat pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan
ditandatangani oleh Zuanne Pissigano, kartografer dari Venezia, yang sudah
diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum
Colombus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi
sebagai Puertorico dan Guadalupe.
Henry Ford dalam
bukunya The Complete International Jew, terdapat cuplikan yang menjelaskan
bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol, yang
mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa, dan bagaimana dari penyiksaan
tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus ke
Amerika. Dalam buku tersebut dapat disarikan sebagai berikut :
Perjalanan Colombus
dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya Granada, benteng terakhir umat
Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu orang Yahudi
diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku
tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan penggalanagan dana oleh kaum Yaahudi
untuk mendukung perjalanan Colombus dan pada hakekatnya juga pelayaran bagi
pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika. Tapi ada bahagian informasi yang sengaja
tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta
dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nakhoda Muslim bersaudara. Martin Alonso
Pinzon menakhodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menakhodai kapal Nina.
Keduanya menggunakan Spanyol namun keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan
Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan Marinid
(1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd
Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
2.4.3 Hasil-hasil Pengamatan Lapangan dan Persfektif
suku-suku Indian Amerika (Cherokee)
Di bahagian tengah
Amerika, dari selatan hingga Illionis terdapat nama-nama kota Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma. Di negara bagian Washington ada kota
Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab Qariiban) dan Amerika Tengah
terdapat kawasan bernama Jamaika, Pulau Cuba (dari kata Quba) dengan ibukotanya
Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama pulau Grenada, Barbados, Bahama dan
Nassau.
Di Amerika Selatan
terdapat nama kota seperti Cordova (di Argentinma), Al-Cantara (di Brazil),
Bahia (di Brazil dan Argentina). Selanjutnya , ada nama-nama pegunungan seperti
Appalachian (Afala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka (Abshaaruka)
di pantai barat. Kota besar di negara bagian Ohio yang terletak di muara sungai
Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, nama Universitas Islam
ternama pada masa kejayaan Islam di Andalusia.
Menurut Dr. Youssef
Mroueh, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik nergara
bagian, kota, sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari nama Islamatau
nama dengan akar kata dari bahasa Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama terdapat
di Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh penduduk asli
yang telah ada sebelum Colombus menginjakkan kaninya di Amerika.
Dr. A. Zahoor juga
menulis bahwa nama negara bagaian seperti Alabama berasal dari kata Allah
Bamya. Nama negara bagian Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah dan Tenesse dari
Tanasuh. Demikian njuga nama kota besar seperti Tallahassee di Florida, berasal
dari bahasa Arab yang artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu dikemudian
hari”.
Dr. Mroueh juga
menulis, beberapa nama yang dicatatnya merupakan nama kota suci seperti Mecca
di Indiana. Medina merupakan nama paling populer di Amerika. Medina terdapat di
Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota. Medina di Ohio,
Medina di Tenesse. Medina di Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di
Ontario Canada, kota Mahomet di Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario
Canada.
Ketika Colombus
mendarat di kepulauan Bahama, 12 Oktober 1492, pulau itu sudah diberi nama
Guanahani oleh penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab ikhwana (saudara),
kemudian dibawa ke bahasa Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang berarti
”tempat keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara ”seenaknya”
memberinya nama San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik awalnya.
Hari ini, seandainya
kita mengunjungi Washington, dan sempat mengunjungi Perpustakaan Kongres
(Library of Congress), dan meminta arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat
dengan Suku Indian Cherokee, salah satu suku terkemuka Indian, tahun 1787. Di
arsip tersebut secara fakta akan ditemukan tandatangan Kepala Suku Cherokee
saat itu, bernama Abdel Khak and Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku Cherokee
sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab Sharkee.
Isi perjanjian itu
antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam
bidang perdagangan dan pemerintahan suku yang ternyata didasarkan pada hukum
Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku Cherokee
yang menutrup aurat, sedangkan kaum lelakinya memakai turban (sorban) dan gamis
hingga sebatas lutut.
Cara berpakaian ini
dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya
sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya secara
perlahan punah atau dipunahkan dari daratan Amerika adalah seorang Muslim
bernama Ramadhan Ibn Wati.
Mengenai aksara
Cherokee yang kemudian diteliti, digali dan dihidupkan kembali oleh seorang
tokoh Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah terdapatnya kemiripan antara
aksara Cherokee yang disebut Syllabari dengan aksara Arab . Bahkan beberapa
pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada, ternyata mempunyai kemiripan
dengan aksara Arab.
Yang lebih mengherankan
adalah, ternyata keterkaitan Islam/Arab tidak hanya dengan Suku Cherokke, tapi
juga dengan suku-suku Indian lainnya, seperti Anasazi, Apache, Arawak, Arikana,
Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu dan
Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga mengenakkan tutup kepala khas orang
Islam. Misalnya kepala suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi,
Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago dan Yuchi. Hal ini dibuktikan
pada foto-foto antara tahun 1835 hingga 1870.
2.4.4
Jejak Peninggalan
Muslim Amerika
Di sekujur benua
Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan
kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand
McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota
Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan
Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin,
Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La
Habra.
Di bagian tengah
Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington
misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan
Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?)
dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados,
Bahama, dan Nassau.
BAB
III
Penutup
2.5
Kesimpulan
Jika
kita mengesampingkan pertanyaan mengenai penemu Amerika sebentar saja, dapat
dikatakan bahwa Columbus membawa dunia ke era baru kolonialisme. Penemuannya
mendorong banyak orang untuk berlayar ke Amerika. Peristiwa Columbus dan Amerigo
Vespucci mencapai benua baru ini menawarkan para pedagang banyak peluang yang
pada akhirnya mengaruniakan Eropa kemakmuran ekonomi.
Sumber
daya dan daratan luas Amerika masih belum dieksplorasi sampai saat itu, karena
itu, penemuan Columbus menandai awal dari era baru. "The New World"
atau Dunia Baru, dihuni oleh suku Indian sebelum kedatangan orang Eropa.
Akhirnya Eropa mengambil alih tanah tersebut dan memulai pemerintahan mereka
sendiri.
Menurut
keyakinan umum, Christopher Columbus adalah penemu benua Amerika. Akan tetapi,
interaksi antar berbagai macam budaya dan masyarakat di dunia telah menyebabkan
penemuan atas banyak kebenaran dan fakta-fakta yang sebelumnya diselimuti
misteri. Oleh karena itu, pertanyaan mengenai penemu benua Amerika yang pertama
mungkin akan menimbulkan berbagai pertanyaan lain yang mungkin mengharuskan
kita untuk mengungkap fakta-fakta dan kebenaran yang masih terkubur oleh waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Krisnadi. Ig.2012. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Francis Whitney, ed. Keith W. Olsen.
2004 .Garis Besar Sejarah Amerika. Deplu
AS.
Sumber
internet:
http://fabelster.blogspot.com/2012/05/penemu-benua-amerika-daripenjelajah.html
Kalau diklaim orang VICKING dan orang MONGOL yg terlebih dulu menemukan Amerika itu pasti lebih benar. Tetapi ada jika Islam menurut ukuran sejarah, baru ada kemarin sore, mengatakan menemukan Amerika TERLEBIH DAHULU tanpa BUKTI SAH, itu adalah HOAX seprti banyak PROPAGANDA dan DAKWAH ajaran dan klaim Islam SUJEKTIF yg mengatakan Islam agama paling baik dan benar didunia.dan tidak sesesuai BUKTI sekarang dimana puluhan juta yg akan jadi ratusan juta orang Islam kelaparan mita makan orang kafir di Amerika,Eropa dan Australia sambil meninggalkan Negara rahmatan lil alaminnya yg juga hanya HOAX BELAKA. Ada bukti lain ?
BalasHapus